MEMETIK IBRAH DARI SEBUAH PERJALANAN

Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.(Q.S Al-jumu’ah [62] :10)

Hakikat dari sebuah perjalanan bukanlah sekedar menikmati keindahan dari satu tempat ke tempat yang lain bukan sekedar mengagumi dan menemukan tempat-tempat unik suatu daerah, tapi makna dari sebuah perjalanan harus lebih besar dari pada itu, bagaimana perjalanan tersebut bisa membawa pelakunya naik ke derajat yang lebih tinggi memperluas wawasan sekaligus memeperdalam keimanan (hanum salsabiela rais, 99 cahaya di langit eropa : 6-7).

Perjalanan merupakan sesuatu yang menyenangkan, selain dapat menghibur diri karena kepenatan atau kebosanan atas suatu hal tertentu, kita juga mendapatkan pengalaman baru dalam hidup kita, kita bisa mengetahui suatu hal yang sebelumnya kita tidak  ketahui. perjalanan merupakan suatu hal yang biasa banyak orang melakukannya, namun perjalanan yang penulis maksudkan adalah bagaimana seseorang dapat  memaknai sebuah perjalanan menjadi sebuah fenomena untuk meningkatkan keimanan kepada Allah SWt.

Tidak hanya ketika melakukan perjalanan untuk menunaikan haji saja lantas kita ingat atas keagungan allah SWT, namun dimanapun kita melakukan sebuah perjalanan pada hakekatnya kita bisa menemukan keagungan-keagungan Allah, kita bisa melihat ciptaan Allah yang begitu luas dan bermacam-macam yang diciptakan begitu sempurna, sehingga kita bisa selalu bersyukur karena kita di beri tempat yang sagat luas yang penuh dengan berbagai keaneragaman.
 
Dengan berbagai keaneragaman tersebut kita sebagai manusia yang  di karuniai akal dan pikiran dituntut untuk malestarikan dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, setiap yang kita lihat ketika kita melakukan perjalanan dan itu merupakan sesuatu yang baru untuk kita, tentunya kita harus berfikir bahwa masih banyak hal-hal baru disana yang belum kita ketahui, dan ketika  kita melakukan  perjalan pastinya kita akan menemukan sesuatu yang mengagumkan yang membuat kita sadar atas kekuasaan Allah yang mencipatakan alam ini begitu luas.

Hal-hal baru yang belum kita ketahui  tersebut yang selalu menimbulkan rasa penasaran (rasa ingin tahu ), sehingga timbulah dorongan pada diri kita untuk mendapatkan hal tersebut.  berbagai usaha selalu kita kerahkan untuk menggapainya.  setelah kita mendapatkannya akan timbul perasaan puas dalam diri kita, namun kepuasaan tersebut tidak menghentikan kita untuk mencari hal-hal yang masih baru lainnya, rasa tidak kepuasaan atas rasa keingin tahuan inilah yang patut kita syukuri karena dengan itu semua manusia menjadi manusia yang pintar dan banyak pengetahuan.
Namun  rasa malaslah yang selalu mengahalangi manusia untuk bergerak melakukan sebuah perjalanan untuk mendapatkan pengetahuan atas ciptaan allah, penyakit rohani inilah yang akan terus bersemayan dalam diri kita jika kita tidak mau berusaha untuk menghilangkannya, inilah tantangan kita yang harus kita kalahkan.  Sebagai manusia yang mempunyai akal dan pikiran seharusnya kita harus bisa mengatasi rasa malas tersebut, jangan sampai kita terperdaya dengan bisikan setan yang akan selalu menjerumuskan kita kepada kebhatilan.

Berjalan Di atas Bumi Allah Akan Menghilangkan Kesedihan
Salah satu  sebab kenapa allah menciptakan bumi begitu luas karena Allah menginginkan hamba-Nya (manusia ) utuk menjelajahinya, mengungkap rahasia-rahasia di balik itu semua sehingga manusia sadar atas kekuasaan Allah sebagai tuhan semesta alam,  Allah tidak suka dengan hamba-Nya yang hanya berdiam diri, bersikap pasif, tidak mau mengembangkan pengetahuannya, kita harus sadar bahwa kita di keluarkan dari perut ibu kita dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun (lihat Q.S an-nahl [16] : 78), atas dasar itulah kita harus mencari pengetahuan atas ciptaan allah yang maha luas ini.

 Di antara perkara yang dapat melapangkan dada dan melenyapkan awan kesedihan dan kesusahan adalah berjalan menjelajahi negeri dan membaca “buku penciptaan”  yang terbuka lebar untuk menyaksikan bagaimana pena-pena kekuasaan menuliskan tanda-tanda keindahan di atas lembaran-lembaran kehidupan. Kenapa tidak, karena kita akan banyak menyaksikan taman,kebun,sawah dan bukit-bukit hijau yang indah mempesona.

Keluarlah dari rumah, lalu perhatikan apa yang ada di sekitar kita, di depan mata kita, dan di belakang kita ! dakilah gunung-gunung, jamahlah tanah di lembah-lembah, panjatlah batang-batang pepohonan, reguklah air yang jernih, dan ciumkan hidungmu atas bunga mawar ! pada saat-saat yang demikian itu, kita akan menemukan jiwa dan benar-benar bebas dan merdeka seperti burung yang berkicau melafalkan tasbih di atas angkasa kebahagiaan, keluarlah dari rumah, tutup kedua mata dengan kain hitam, kemudian berjalanlah dia atas bumi allah yang sangat luas ini dengan senantiasa berdzikir dan bertasbih.

Mengurung diri dari dalam kamar yang sunyi bersama kekosongan yang membahayakan merupakan cara ampuh untuk bunuh diri.kamar kita bukanlah alam semesta. Dan kita bukan manusia satu-satunya di alam ini. Karena itu mengapa kita harus menyerahkan diri kepada “pembisik-pembisik” kesusahan dan kesedihan ? tidaklah kita seabaiknya menyatukan pandangan, pendengaran dan hati untuk  menyeru kepada diri kita sendiri.berangkatlah  kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun berat.(QS. A t-taubah [9]:41)

marilah sekali-kali kita membaca al-qur’an di tepi-tepi sungai, di pinggiran hutan yang rimbun, diantara burung-burung yang sedang berkicau membaca untaian puisi cinta, atau di depan gemercik aliran sungai yang sedang mengisahkan perjalanannya dari hulu ke hilir. Meresapi keagungan ciptaan allah, berdzikir bersama alam memuji keagungannya, sungguh hati kita akan terasa tenang  dan tentram atas karunia yang telah allah berikan kepada kita.

Menjelajahi pelosok-pelosok negeri merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. bahkan,para dokter sudah banyak  merekomendasikan kepada mereka yang setres menghadapi suatu persoalan dan tertekan oleh beratnya hidup agar melepaskan semua itu dengan berjalan ke tempat-tempat indah yang tak pernah ia kunjungi. Karena itu, marilah  sesekali kita berjalan menjelajah pelosok negeri untuk mencari ketenangan, bergembira, berfikir, dan sekaligus menghayati ciptaan Allah yang sangat luas ini (‘Aidh Al-qarni, la tahzan : 37-38)
 
Pesan Sayyidina Ali ra.
Wahai anakku ! dunia ini bagaikan samudera tempat banyak ciptaan-ciptaan-Nya yang  tenggelam, Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkan keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nakhoda perjalananmu, dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan. (hanum salsabiela rais, 99 cahaya di langit eropa : 9)
Dari pesan sayyidina Ali ra di atas kita dapat mengambil pelajaran yang harus kita renungkan dan kita hayati akan pentingnya makna dalam dalam sebuah perjalanan, menjelajahi ciptaan Allah yang begitu luas, yang sengaja Allah ciptakan sebagai tugas manusia untuk menyingkap berbagai rahasia yang ada di balik itu semua.

Pesan pertama : dunia ini bagaikan samudera tempat  banyak ciptaan-ciptaan-Nya yang  tenggelam, maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Pesan ini memberitahu kita akan betapa luasnya dunia, tempat dimana kita tinggal,  sehingga masih banyak ciptaan-ciptaan Allah yang belum kita ketahui, dan inilah tangung jawab kita sebagai penghuni dunia untuk mencari, mengungkap, dan  membuktikan akan kebesaran Allah sebagai wujud keimanan kita kepada-Nya.

Pesan kedua : jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu, dalam melakukan perjalanan mencari ciptaan-ciptaan Allah yang masih tersembunyi, tentulah kita membutuhkan suatu bekal untuk kita jadikan pegangan, agar kita tetap istiqomah (teguh pendirian ), tidak mudah menyerah dan tidak putus asa dalam menghadapi rintangan tatkala kita melakukan perjalanan untuk menyingkap rahasia ciptaan-ciptaan Allah, bekal yang dapat kita ambil dari pesan sayyidina Ali ra tersebut adalah agar kita selalu takut terhadap Allah sebagai wujud ketakwaan kita terhadap Allah, inilah pegangan harus kita miliki selama perjalanan mencari rahasia ciptaan Allah. Rasa takut terhadap Allah akan menjadikan kita selalu bertafakur dan merasakan kehadirannya setiap saat untuk membimbing kita mencari rahasia-rahasia ciptaan-Nya.

Pesan ketiga : kembangkan keimanan sebagai layarmu, keimanan adalah bekal kedua dalam menempuh perjalanan mencari rahasia ciptaan Allah, dengan keimanan ini seseorang akan selalu kuat dan tidak mudah di goyangkan tatkala ia  menghadapi kesulitan-kesulitan, ia yakin di sesudah kesulitan pasti akan datang kemudahan.

Pesan keempat : logika sebagai pendayung kapalmu, logika adalah bekal kedua kita  dalam menempuh perjalanan.  Kita harus mempunyai logika yang baik agar kita tidak salah tafsir ketika dalam perjalanan tersebut kita menjumpai hal yang kita anggap aneh karena kita belum pernah menjumpai sebelumnya.

Pesan kelima : ilmu pengetahuan sebagai nakhoda perjalanmu, ilmu pengertahuan sebagai bekal keempat kita melakukan perjalanan, ilmu pengetahuan yang kita miliki akan memberikan petunjuk arah kemana kita harus bejalan, dari mana kita harus memulai perjalanan, dan agar kita tidak tersesat ke jalan yang salah.

Pesan keenam : kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan, kesabaran merupakan bekal terakhir yang harus kita siapkan sebelum kita beranjak melakukan perjalanan, menjelajahi, menyusuri lembah rahasia Allah di balik semua ciptaan-Nya, Allah pasti akan mendatangkan cobaan bagi para hambanya yang sedang melakukan perjalanan untuk mengungkap rahasia-Nya dan kesabaranlah bekalyang paling ampuh untuk mengadapi itu semua.

Ikhtitam
Banyak sekali manfaat yang kita dapatkan ketika kita melakukan perjalanan, selain diri kita akan terhibur dengan keindahan-keindahan yang Allah ciptakan. Dengan melakukan perjalanan juga akan mengusir kesedihan, kegundahan yang ada dalam hati kita, perjalanan akan membawa kita kepada suatu hal yang baru, sesuatu yang biasa kita sebut sebagai pengetahuan, pengetahuan kita akan bertambah dengan sendirinya ketika kita melakukan perjalanan, namun bukanlah perjalanan ke satu tempat melainkan harus ke tempat-tempat lain yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.

 Penulis beranggapan bahwa perjalanan bukanlah sekedar melakukan kunjungan dari satu tempat ketempat lainnya, melainkan perjalanan juga bisa di maknai sebagai usaha seseorang mencari rahasia-rahasia ciptaan Allah yang masih terpendam, sebagaimana pesan yang di sampaikan sayyidina Ali ra, kita di tuntut untuk mengungkap rahasia-rahasia ciptaan Allah yang masih terpendam, dengan melakukan perjalanan tersebut seseorang akan merasakan betapa kuasa Allah SWt sebagai tuhan semesta Alam. Wallahu ‘alam bi ash-shawab.
 

MUTIARA HIKMAH
Pergilah, jelajahilah dunia, lihatlah dan carilah kebenaran rahasia-rahasia hidup; niscaya jalan apapun yang kaupilih akan mengantarkanmu menuju titik awal, sumber kebenaran dan rahasia hidup akan kautemukan di titik nol perjalananmu. Perjalanan panjangmu tidak akan mengantarkanmu ke ujung jalan, justru akan membawamu kembali ke titik permulaan. Pergilah untuk kembali, mengembaralah untuk menemukan jalan pulang. Sejauh apapun kakimu melangkah, engkau pasti akan kembali ke titik awal. (paulo coelho,the alchimest)

M.yasin Al-arif (santri ponpes UII, mahasiswa ilmu Hukum)

You Might Also Like

0 komentar

Entri Populer

Flickr Images