"KLARA" Kenangan Tak Terlupakan
“Maaf dinda, aku kayaknya tidak bisa datang” ucapku lewat telpon dengan nada memelas. “ya
sudah tak apa” dia pun menjawab dengan nada menyesal. Saat itu sudah dipastikan aku tidak bisa datang, karena memang waktu itu motor yang biasa aku pinjam
akan digunakan mba (kaka perempuan) ku. Janji dengannya untuk merayakan ulang
tahun akan sia-sia. “mungkin yang di atas memang tak menghendaki !” ucapku lirih sembari
membaringkan tubuhku di atas ranjang. Tak lama kemudian handphone ku berdering.
lekas kuambilnya yang memang tak jauh dari ku. 1 pesan baru. Setelah kubaca,
raut muka penyesalan sekejap berubah menjadi senyuman bahagia. Pesan tersebut dari mba(ku) yang
ternyata tidak jadi pergi dan meminjamkan motornya kepadaku.
Cepat-cepatku berganti pakaian dan bergegas mengambil motor di rumah mba. “mba
aku pergi dulu ya” pamit ku. “iya hati-hati” jawabnya. Sengaja tidak
kuberitahukan keberangkatanku untuk memberikan ‘surprise’ kepadanya. haripun
sudah semakin siang, ku pacu motorku dengan kencang. Kupilih jalan pintas agar
cepat sampai. Satu jam setengah kemudian akhirnya aku sampai dirumahnya. “assalamu’alaikum”
ucapku. “wa’alaikumsalam” jawabnya. Benar saja setelah membuka pintu matanya
berkaca-kaca bahagia. “katanya ga bisa datang?” tanyanya dengan nada penasaran.
Kemudian aku jelaskan kejadian tadi sembari melepaskan lelahku selama
perjalanan.
“bunda kita pamit pergi dulu ya !” pamitku kepada bundanya. “iya ! hati-hati, pulangnya jangan sore-sore” jawabnya. Setelah pamitan kamipun bergegas pergi ketempat yang sudah kami rencanakan. Seminggu yang lalu kami memang sudah merencakan untuk merayakan ulang tahun jadian kami di pantai, ini memang moment yang kami tunggu-tunggu. Karena jarak kami yang tidak dekat menghendakinya untuk sangat jarang ketemu. Orang bilang, hubungan kita Long Distance Relationship (LDR).
“klara” biasa orang menyebutnya. Klara sendiri merupakan kependekan dari
kata “Kelapa Rapet” yaitu salah satu pantai di Provinsi Lampung yang sangat
elok pemandangannya. Pantai tersebut
menjadi tujuan kami untuk merayakan ulang tahun. Keindahan pantai tersebut
memang menakjubkan sehingga tidak salah kalau banyak pengunjungnya.
kami sangat menikmati perjalanan, memang jalan yang kita pilih tidak
seperti biasanya. Disamping jalan masih banyak sekali pepohonan rindang sehingga suasana dijalan
jauh dari aktivitas perkotaan yang bising.Untuk melepaskan penat saat
perjalanan, sesekali kita ngobrol di atas motor. Sebab untuk menuju ke pantai
klara membutuhkan waktu kurang lebih satu
jam.
Akhirnya kita sampai ketempat tujuan kami setelah satu jam perjalanan. Sebelum
kami mencari tempat yang nyaman untuk duduk, kami sempatkan untuk sholat dzuhur terlebih
dahulu. Kebetulan disana sudah disiapkan mushola untuk para pengunjung
muslim. Selepas sholat berjama’ah, kami mencari tempat yang nyaman untuk duduk
santai. Tepat dibawah pohon dan disamping gubuk kecil, akhirnya kami memilih
untuk melepas rasa lelah setelah perjalanan yang lumayan jauh.
Hari itu nampak cerah nan indah. Matahari bersinar terang, tampak sinarnya
yang tegas pertanda akan kehidupan yang nyata. Hembusan angin yang tak henti,
menerbangkan dedaunan tua yang hendak jatuh. Gulungan ombak terus berdatangan
silih berganti seakan-akan saling berkejar-kejaran. Tampak dikejauhan sepasang burung yang terbang
bebarengan menikmati indahnya pantai klara. Kupu-kupu mengepakkan sayapnya,
terbang mengelilingi kami yang sedang duduk bersantai.
Beberapa menit kemudian, kami teringat kue ulang tahun yang sempat kami
beli sebelum melangsungkan perjalanan ke pantai. Kue itu masih terlihat
segar walaupun sudah kami beli se jam yang lalu. Kemudian kami pasangkan
beberapa lilin diatasnya mengitari kue tersebut. Tampak indah setelah api
dinyalakan pada sumbu-sumbu lilin tersebut.
Sebelum kami meniup lilin bersamaan, kami mengucapkan doa bersama “ya
allah, engkau sudah mempertemukan kami, mempersatukan kami dalam ikatan batin
yang kuat, segala halang rintang yang enkau ujikan kepada kami telah kami lalui
bersama. Dihari ulang tahun kami ini ya allah, kami memohon kepada-Mu
jadikanlah kami kelak sebagai sepasang kekasih yang engkau ridhoi, ikatkan kami
dalam ikatan mitsaqon gholidon dan satukan kami dalam balutan kesetiaan”.
Secara bersama kami pun meniup lilin.
Moment itu menjadi kenangan yang tak pernah aku lupakan. Pepohonan, ombak-ombak, hembusan angin,
pasir-pasir putih dan burung-burung yang berterbangan menjadi saksi yang nyata kebersamaan
kami.
0 komentar